sumber: thecnnfreedomproject.blogs.cnn.com |
Cokelat merupakan salah satu jenis makanan yang berbahan dasar biji kakao (terkadang ada yang menyebutnya kokoa) atau Theobroma cacao. Biasanya manis dan berwarna coklat. Bentuknya dapat berupa padat, pasta, cair dan bubuk. Secara umum, ada dua jenis cokelat.
1. Milk chocolate (cokelat susu)
Bahan utama cokelat ini adalah lemak kakao, massa kakao dan susu. Pada cokelat susu, ada jenis chocolate compound yaitu cokelat yang komposisi lemaknya bukan dari lemak kakao namun dari lemak/minyak nabati lain. Lemak nabati ini lebih murah jika dibanding dengan lemak kakao.
2. Dark chocolate (cokelat hitam)
Bahan utama dark chocolate adalah lemak kakao dan massa kakao (tanpa susu). Komponen-komponen dalam cokelat ini akan dijelaskan pada bagian tersendiri, termasuk detail bahan baku, proses pembuatan dan variasi-variasinya.
Statistik
Menurut statistik, konsumsi cokelat dunia pada 2015, 10 negara konsumen cokelat terbesar adalah negara-negara di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Konsumsi terbesar oleh Swiss dengan konsumsi 9 kilogram perkapita pertahun, kemudian Jerman dan Irlandia dengan konsumsi per kapita masing-masing 7,9 kilogram dan 7,4 kilogram per tahun (Koran Tempo, 14 Agustus 2015). Faktanya, tak satu pun dari 10 negara konsumen cokelat terbesar dunia itu merupakan penghasil biji kakao, bahan utama pembuatan cokelat. Lebih dari 90% penghasil kakao adalah negara-negara berkembang terutama di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.
Saat ini, tiga negara penghasil utama biji kakao dunia adalah Pantai Gading, Ghana, dan Indonesia. Sebanyak 18% kakao dunia dipasok oleh Indonesia. Hasil Sensus Pertanian 2013, budi daya tanaman kakao di Indonesia melibatkan 2 juta rumah tangga dan sekitar 34,4%nya terdapat di Pulau Sulawesi. Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik, memproduksi 740.510 ton pada tahun 2012. Namun produksi kakao Indonesia anjlok menjadi 720.860 ton pada tahun 2013 dan 709.330 ton pada tahun 2014. Padahal, kakao yang dihasilkan Indonesia merupakan salah satu kakao dengan kualitas baik. Saat ini harga kakao berkisar 3.000 dollar AS per ton.
Konsumsi cokelat Indonesia hanya sebesar 0,3 kg per kapita per tahun. Meski demikian, Euromonitor juga memprediksi konsumsi cokelat Indonesia akan meningkat rata-rata 5% pada 2014-2019. Perusahaan penghasil cokelat dan bahan dasar cokelat yang berkantor pusat di Swiss, Barry Callebout, bahkan lebih optimis. Mereka memperkirakan, pertumbuhan konsumsi cokelat di Indonesia akan meningkat 15% dalam beberapa tahun mendatang.
Sumber:
Berliani, Ainun. Konsumsi Cokelat di Indonesia. http://bbihp.kemenperin.go.id. 09 Juni 2015.
Kadir. Ironi Sebatang Cokelat. http://www.tempo.co. 21 Agustus 2015.
No comments:
Post a Comment